Forum Gay Katolik Indonesia

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Yesus berkata: Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.


    Don't Give Up Chapter V

    ambrochius
    ambrochius
    Star of Share
    Star of Share


    Jumlah posting : 33
    Join date : 21.01.09
    Lokasi : Bandung, West Java

    Don't Give Up Chapter V Empty Don't Give Up Chapter V

    Post  ambrochius Fri Jan 23, 2009 1:05 am

    Chapter V Jelousy


    Seharian ini dari tadi hujan seakan tak mau berhenti menumpahkan semua partikel H2O ke atas tanah lembab perbukitan Lembang, hari biasa yang memang dingin membuat daerah ini semakin mengigit dalam temperatur yang rendah. Kupaksakan berlari kecil menuju golf car yang memang disediakan untuk transportasi antar wahana di daerah resort ini, letaknya memang agak jauh dari kantorku tapi lebih dekat dengan front office villa. Bajuku hampir kuyup ketika seorang petugas caddy berlari menyusulku mengantarkan payung, “terima kasih Dang”, sapaku ramah sambil merapatkan badan ke arah Dadang, petugas caddy Golf Court itu, “ada telepon pak dari Pak Albert”, jawab Dadang,”katanya beliau menghubungi HP bapak tapi tidak bapak angkat, disambungkan ke resto bapak juga tidak ada disana,” terusnya. “Makasih Dang”, sesampaiku di kantor Golf Court tanpa menjelaskan lebih lanjut kepada Dadang, pikirku pernyataan Dadang toh tak perlu juga ku tanggapi, sebagai informasi itu sudah cukup bagiku. Segera aku bergegas ke toilet untuk sekedar membersihkan diri dengan tissue. Kali ini HP ku berdering, nama dengan nomor yang kuhafal luar kepala itu muncul di layar HP. “Wei!” biasanya memang begitu kalau aku menerima telepon dari Albert, sapaan khas bertelepon gaya Hongkong. “Kamu lagi ngapain?” suara di seberang sana datar agak selidik, “lagi ngechek area golf, aku khawatir gundukan tanah baru yang kemarin baru diratakan rusak terkena aliran air”, jawabku sejelas-jelasnya.” Kan ada Bram, kenapa harus kamu juga yang kontrol, kamu tinggal minta Bram untuk kesana”, kali ini suara Albert agak meninggi. Bram Manager Golf Resort, baru sebulan dia bergabung, orangnya agak kikuk, mungkin karena suasana baru. “Bram aku suruh bantu-bantu di Resto, sedang banyak tamu disana, lagi pula hujan-hujan begini siapa pula yang mau bermain golf”, dengan suara tenang ku jelaskan duduk perkaranya. “Kenapa teleponku tidak diangkat-angkat? Lagi ngapain sih? Sama siapa?” kali ini pertanyaan Albert jelas penuh selidik. Di resort tempatku bekerja memang ada sekitar tiga ratusan karyawan, tersebar di beberapa wahana, itupun belum termasuk tukang kebun dan petani bunga yang dibayar mingguan, maklum Lembang memang terkenal dengan daerah agro wisata, jadi di Resort juga menyediakan tanaman hias dan berbagai jenis bunga potong untuk dijual kepada tamu resort. Albert tahu bahwa beberapa karyawan middle sampai top level memang ada yang suka padaku, sebut saja Maghda Manager Front Office, Shanti PR Resort, Ririn Supervisor Spa, yang terakhir ini paling cantik dari semua, mungkin karena area pekerjaannya pun berhubungan dengan kecantikan dan kebugaran tubuh. Kalau yang pria aku tidak tahu, mungkin saja ada, biasanya area pekerjaan hospitality baik itu resto maupun hotel dikerubungi oleh pria penyuka sejenis. Aku memang biasa dekat dengan para wanita lajang ini, kadang mereka ikut aku pulang walau ada mobil jemputan karyawan, maklum area resort jauh dari pemukiman penduduk. Sebelum aku dekat dengan Albert pun aku masih suka mengantarkan mereka jalan-jalan ke mall sewaktu day off. Ku pikir apa salahnya, sejauh mereka bisa menjaga jarak terhadapku sebagai atasan mereka dan aku pun bisa bersikap normal sebagai teman di luar kantor. Ada rasa bangga ketika mengajak mereka jalan-jalan, dikelilingi wanita cantik dan smart, persis raja minyak dari Saudi, kupikir aku juga tidak terlalu jelek untuk diakui mereka sebagai pacar seandainya mereka mau berbangga di depan teman luar kantornya ketika kami berpapasan di jalan, Cuma satu yang kurang, aku ‘gak doyan’ itu saja! Satu hal tapi sangat dalam bukan? “Kenapa sih kamu masih cemburu sama mereka?” jawabku atas pertanyaan selidik Albert, “seharusnya justru kamu jelous saat aku bersama Greg, bukan para wanita itu” sambungku ketus. “ Gua tau lu gak doyan sama Greg, begitu pun sebaliknya. Lagi pula Greg sudah punya David” suara di HP ku agak mengeras,” Trus kamu pikir aku doyan sama wanita-wanita ini? Thanks God if will be happen!” selaku memutus pernyataan Albert. “Sudahlah Bert, aku cape terus-terusan berantem gara-gara kamu cemburu sama mereka, sama sekali tidak beralasan”. Albert Possesif? Amat sangat! “OK forget it all”, Albert menyela komplain ku, “nanti sore aku jemput jam empat”, Albert langsung ke pokok pembicaraan, “kita pemanasan dulu, lalu perform Christmas Carrol sebelum Misa dimulai”. Kali ini aku yang naik pitam, “aku kan sudah bilang gak bisa Bert, gak mungkin niggalin kerjaan dengan situasi ramai seperti ini”, entah untuk keberapa kali aku jelaskan kepada Albert bahwa aku akan datang saat Misa, dan bukan ketika perform Christmas Carrol, “lagi pula Ibu Maria akan ikut bersama ku, tepatnya aku naik mobilnya dia”, aku mencoba untuk tetap tenang walau kepalaku seperti mau pecah. “Jam empat aku jemput!” suara Albert tegas dan sedikit kasar. Belum sempat aku menjawab nada sambung di HP ku terputus. Kelakuan! Aku tinggalkan segunduk perasaan galauku di toilet Golf Office, segera menuju ke mini car dan langsung ke tempat dimana aku katakan kepada Albert sewaktu di telepon tadi, di kejauhan nampak anak-anak tamu villa sedang bermain di area Out Bound, berhujan ria, tidak takut sakit atau dingin. Seorang bapak bahkan menceburkan anaknya ke kolam Lumpur sambil tertawa terbahak-bahak. Hati ini miris lagi melihat pemandangan itu. Mungkin mereka orang kota yang tidak pernah berhujan-hujanan atau bermain lumpur di kubangan, dengan gizi dan nutrisi yang lebih dari cukup tentu daya imun mereka jauh di atas rata-rata anak-anak di jamanku dulu. Tapi bukan itu yang membuat hatiku berdarah lagi, ada kehangatan yang menyelubungi mereka di tengah derasnya guyuran hujan. Itu yang tidak pernah aku miliki.


    TO BE CONTINUE

      Waktu sekarang Tue Mar 19, 2024 2:16 am